Komisi VII Tinjau Pengelolaan Energi di PLTU Suralaya Cilegon
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat kunjungan kerja Komisi VII ke PLTU Suralaya, di Cilegon, Banten, Jumat (27/9/2024). Foto : Hira/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut kunjungan kerja Komisi VII ke PLTU Suralaya, Cilegon, sangatlah penting. Pasalnya, sebagai penghasil listrik dari bahan batu bara yang menghasilkan emisi, tata kelola PLTU ini menjadi penting untuk diawasi.
"Sebagaimana kita ketahui, PLTU Suralaya itu juga dekat dengan ibu kota. Maka sensitifitasnya sangat tinggi, menyangkut emisi," ujar Sugeng kepada Parlementaria di Cilegon, Banten, Jumat (27/9/2024).
Ia melanjutkan, Indonesia sendiri berkomitmen pada net zero emission yang ditunjukkan dari turut sertanya Indonesia dalam penandatanganan Paris Agreement. “Kita komitmen untuk menekan emisi. Kita punya NDC (National Determined Contribution). Kita harus akui bahwa 67 persen dari PLTU kita adalah masih PLTU Batubara,” lanjutnya.
Maka dari itu, dirinya berharap PLTU Suralaya menjadi best practice dari pengelolaan energi, khususnya listrik dengan PLTU Batubara ini. Terlebih, salah satu penyumbang pemanasan global itu adalah meluncurnya emisi dari bahan bakar fosil.
“Dalam hal ini juga (PLTU) terbesar (sumber energinya) adalah batubara, sementara kita justru memakai batubara. Inilah yang menjadi energi primer dalam kelistrikan kita, dan juga apa yang terjadi di Suralaya ini,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa penerapan ESG (Environment, Social and Governance) di PLTU Suralaya itu menjadi poin yang ditekankan. Adapun dalam kunjungan tersebut ia menemukan bahwa tata kelola dari PLTU Suralaya ini sudah baik.
“Tadi kita checklist sampai satu persatu apa yang dilakukan. Satu, misalnya pembangkit PLTU Batubara dengan sistem ultra critical. Ultra critical artinya di blower-nya itu dengan cara pemanasan atau pembakaran yang hampir 100 persen pembakaran. Jadi Batubara terbakar seluruhnya. Memang betul masih ada sisa pembakaran, maka berupa karbon yang meluncur itu diterapkan juga sistem carbon capture and storage. Jadi sangat bagus praktek itu,” terang politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa ada sejumlah masukan yang diberikan Komisi VII untuk PLTU Suralaya ini. Di antaranya yakni mengenai program CSR yang dilaksanakan PLTU tersebut.
“Bagus itu. Satu sisi pemberdayaan masyarakat tetapi juga bagaimana penghijauan-penghijauan misalnya. Di lingkungan sini kalau kita lihat untuk masuk kawasan sini kan memang harus diakui. Kanan kiri ada beberapa kawasan hutan yang kita harapkan PLTU Suralaya ikut berpartisipasi ke sana, ke arah sana,” tutupnya. (hal/rdn)